Mengetik Mimpi dengan ASUS
Salah satu hal yang paling sangat saya sukuri adalah lahir dan dibesarkan pada peradaban di mana saya punya kebebasan yang luas untuk menulis dan membaca. Kertas, buku dan pena bisa saya dapatkan dengan mudah. Akses ke perpustakaan sangat lancar, akses ke perpustakaan digital atau mengakses berbagai informasi dari media masa cukup saya klik dengan jari. Ini adalah sebuah kemewahan yang utuh, jadi tidak ada alasan bagi saya untuk tidak membaca dan menulis. Apalagi cita-cita terbesar saya adalah menjadi seorang penulis yang baik dan bisa hidup dari puisi, buku atau dari kata-kata yang saya hasilkan. Karir menulis memang sangat menantang, tidak mudah untuk menembus penerbit-penerbit ternama. Kesusahan ini membuat penolakan demi penolakan jadi hal biasa. Saya tidak bisa dan tidak akan berhenti menulis begitu saja karena alasan apapun. Apalagi menggunakan alasan materi sebagai alibi, sangat tidak terhormat. Seperti kata seorang guru dalam film The Wild Pear tree , “Seorang penulis y...