Wisco: Makanan Barat dan Timur Semeja
Dalam sastra, makanan tidak begitu terdengar gaungnya, seperti dianaktirikan, tepatnya diabaikan. Dalam novel-novel klasik yang pernah saya baca, makanan hanya menjadi pelengkap, penanda kelas-kelas sosial dan tambahan untuk menunjukkan hubungan yang kompleks dalam adegan, cerita ataupun puisi. Contohnya dalam karya-karya Shakespeare, makanan sama sekali tidak muncul kalah telak dengan cinta. Padahal makanan tidak kalah pentingnya dengan cinta. Makanan memang dianggap sebagai hal biasa, dan juga karena penulis kurang bisa menikmati makanan karena pikiran mereka penuh dengan imaji yang mendangkalkan indra pengecap mereka. Alhasil mereka cenderung melihat fungsi makanan is merely for survival purpose. Makan juga identik dengan kenyang, keadaan yang bisa mebuat penulis ngantuk. Sebagian besar penulis yang saya temukan mengaku terobesi dengan kopi, kalau tidak kopi wine, kalau tidak keduanya biasanya mereka tidak lepas dari rokok. Posisi minuman sepertinya jauh lebih suci di mat...