Wisco: Makanan Barat dan Timur Semeja
Dalam sastra, makanan tidak
begitu terdengar gaungnya, seperti dianaktirikan, tepatnya diabaikan. Dalam
novel-novel klasik yang pernah saya baca, makanan hanya menjadi pelengkap,
penanda kelas-kelas sosial dan tambahan untuk menunjukkan hubungan yang
kompleks dalam adegan, cerita ataupun puisi. Contohnya dalam karya-karya
Shakespeare, makanan sama sekali tidak muncul kalah telak dengan cinta. Padahal
makanan tidak kalah pentingnya dengan cinta.
Makanan memang dianggap sebagai hal biasa, dan juga karena penulis
kurang bisa menikmati makanan karena pikiran mereka penuh dengan imaji yang
mendangkalkan indra pengecap mereka. Alhasil mereka cenderung melihat fungsi
makanan is merely for survival purpose.
Makan juga identik dengan kenyang, keadaan yang bisa mebuat penulis ngantuk. Sebagian
besar penulis yang saya temukan mengaku terobesi dengan kopi, kalau tidak kopi
wine, kalau tidak keduanya biasanya mereka tidak lepas dari rokok. Posisi
minuman sepertinya jauh lebih suci di mata penulis. Berbanding terbalik dengan Visual Art, makanan dalam discipline ini lebih dihargai, masuk ke
dalam still alife photography, genre foodgraphy pun kini menjadi tak asing lagi dalam telinga kita.
If this is your genre and you are foodie
freak kamu harus datang ke Warung Wisco!
Makanannya ditata indah, sangat dihargai seperti karya-karya seni yang pernah kamu kunjungi di museum. Dan rasanya jauh lebih indah, lebih lezat tepatnya, membuatmu ingin kembali ke tempat ini lagi dan lagi. Menu yang disediakan sangat bervariasi, dari laksa, spaghetti hingga sup bebalung dan pelecing kangkung khas Lombok. Wisco memberikan berbagai pilihan menu bercita rasa Indonesia, Asia dan international, mencoba menjangkau selera pengunjungnya dan tentunya menjembatani persahabatanmu dengan teman-temanmu yang tidak makan nasi atau tidak terbiasa dengan makanan Asia.
Makanannya ditata indah, sangat dihargai seperti karya-karya seni yang pernah kamu kunjungi di museum. Dan rasanya jauh lebih indah, lebih lezat tepatnya, membuatmu ingin kembali ke tempat ini lagi dan lagi. Menu yang disediakan sangat bervariasi, dari laksa, spaghetti hingga sup bebalung dan pelecing kangkung khas Lombok. Wisco memberikan berbagai pilihan menu bercita rasa Indonesia, Asia dan international, mencoba menjangkau selera pengunjungnya dan tentunya menjembatani persahabatanmu dengan teman-temanmu yang tidak makan nasi atau tidak terbiasa dengan makanan Asia.
My sweet palm delight |
Bar area |
A must try lava cake |
Setiap saya mampir di Wisco
bersama teman-teman, saya akan mencoba laksa atau spaghetti ditemani dengan
Sweet Palm Delight. Sabelum memesan, saya selalu meminta teman saya untuk
memilih menu-menu berbeda agar kami bisa berbagi. Pilihan minuman juga sangat
menggiurkan, French press coffee, Vietnamese drip coffee hingga virgin mojito
dengan harga yang ramah kantong. Staff Wisco sangat ramah, akan selalu datang
dua kali ke meja kami untuk menanyakan apakah ada yang kami butuhkan dan untuk
memastikan apakah semua sesuai dengan pesanan, persis seperti gaya American
waiter.
A cozy corner in Wisco |
Wisco terletak di Jl. Airlangga, tepatnya
di sebelah timur Taman Budaya Mataram, sekitar 100 meter dari crosscroad yang menyambungkan Jalan
Sriwijaya dan Jalan Maja Pahit. Cafe ini ditutupi oleh pohon rindang membuat
cafe ini tetap sejuk walau berlokasi di tengah kota. Jendelanya berukuran besar
menghadap teras. Harga makanannya juga sangat pas dengan kantong pelajar dan pekerja kantoran.
Sweet palmnya trlihat yummy... Apa aja bahannya kakak suhu?
ReplyDeleteSalah satunya tuak manis, enak banget beneran
DeleteMasa ada laksa juga? Jd penasaran, ini makanan tradisional bgt.!!!
ReplyDeleteKalau ngak ada di menu, tanya aja, murah banget beneran!!!! pas untuk kantong kita
Deletesering lewat airlangga, belum sempet mampir cafe ini
ReplyDelete