Posts

Showing posts from February, 2017

Around The World in 80 Bites: Makan Malam Dengan Dewi Lestari "Dee"

Image
Sebelum menulis paragraph-paragraph berikutnya saya ingin menjelaskan terlebih dahulu bahwa saya tidak makan malam bersama penulis-penulis yang hadir dalam acara ini. Pertama, karena kalau ikut makan malam saya harus membayar IDR. 1,200, 000 saya tidak punya uang . Kedua karena saya sangat beruntung, datang ke acara ini ditugaskan untuk mengambil photo. Kalau pun saya ikut makan malam kemungkinan besar saya tidak akan menghabiskan makanan tersebut atau mungkin saya tidak akan menyentuhnya sama sekali karena pesona enam penulis yang hadir dalam acara ini bisa menghilangkan rasa lapar, kalau ada yang memberikan saya cookies dan apel ceritanya pasti berbeda . Around The World In 80 Bites adalah salah satu special events dalam Ubud Writers and Readers festival 2016. Diadakan di The Bridges Restaurant yang berada tepat setelah Jembatan di Jalan Raya Ubud. Saya tidak menyangka kalau acara ini dibuka oleh kenalan saya Gill Westway, seoarang editor yang tinggal di Pulau Lombok. Ia mem...

Travel Songs: Lagu Lagu Yang Sering Menjadi Teman Dalam Perjalanan

Image
St. Louis, Missouri Setiap orang memiliki alasan sendiri untuk melakukan sebuah perjalanan. Ada yang ingin menemukan diri mereka sendiri, ada yang ingin mencari Tuhan dalam setiap bentuk manusia, mencari Tuhan dalam ukiran alam, ada yang mencari cintanya yang hilang, ada yang ingin mengantarkan masa lalunya kembali agar tidak dihantui lagi, ada yang ingin merekam kembali jejak-jejak yang pernah ditinggalkan, ada yang hanya ingin membunuh waktu, ada yang melakukannya karena pekerjaan, ada juga yang ingin melarikan diri dari masa sekarang, which one is your reason or probably all? Kalau alasan yang saya sebutkan tidak ada dalam list mu jangan kecewa, mungkin saya masih terlalu bodoh untuk menjangkau mengapa kamu melakukan sebuah perjalanan. Alasan-alasan itu saya sebutkan untuk  mengantarmu ke paragraph berikutnya di mana kamu akan membaca lima lagu yang sering saya dengarkan dan nyanyikan, tidak hanya dalam perjalanan, bahkan ketika saya sedang sakit dan tidak ada yang bisa...

Benteng Amsterdam: Ini Bukan Di Belanda Ini Di Ambon, Maluku

Image
"Sejarahku dan sejarahmu milik kita bukan milik mereka yang berkuasa" Menginjakkan kaki di Ambon, Maluku, bau yang tercium pertama kali bukan bau rempah-rempah yang membuatnya ternama dalam sejarah, tapi bau sejarah, bau masa lalu yang terekam. Maluku terdiri dari ratusan pulau-pulau kecil yang indah dan melankolis karena menjadi latar sejarah buram penjajahan dan politik Indonesia. Walaupun berada di Pulau Ambon, pikiran saya tidak sepenuhnya berada di tempat ini, saya malah memikirkan pulau lainnya yang juga berada di propinsi ini. Saya membacanya dalam buku Nathaniel’s Nutmeg, sebuah buku yang berisi kumpulan catatan-catatan kapten yang berlayar di Nusantara dan berbagai belahan dunia. Pulau Banda Naira diceritakan ditukar dengan Manhattan, New York (Sekarang) atau dulunya bernama New Amsterdam. Pulau Banda Naira ditukar oleh Inggris kepada Belanda.  Pertukaran inilah yang menjadi salah satu penyebab Indonesia dijatuh ke tangan Belanda. Untuk mengisi waktu ...

El Bazar Lombok: A Tasty Journey in Kuta After Semeti

Image
How do you decide which place to eat? Do you go to a restaurant that recommended by your friend?  Probably you type the recommended restaurant first in Google search engine box to see how it looks? Or if you are a food freak, you might directly jump into Trip Advisor for checking the reviews. Before going to El Bazar Lombok, a friend of mine keep suggesting me to try this restaurant. Then I found out it has gotten 761 reviews that make it rated as almost five stars restaurant. Some reviews say El Bazar serves good healthy food with free gluten option, yummy falafel, great service, great ambience, and provides various vegetarian menu. Some comments also mentioned the menu is small.   Last gloomy Friday, I finally made my time to eat at this restaurant after hunting morning ocean views around Semeti. It was about 9. 20 a.m when I reached this place. El Bazar looked a bit dark and narrow from outside. Before my step touched its main floor, a smiley woman in c...

Pemimpin-Pemimpin dan Bertamu Ke Markas Besar PBB

Image
Saya belum pernah bertemu dengan Gubernur NTB, Gubernur tanah tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Walaupun pernah dijadwalkan untuk audensi beberapa kali, sepertinya selalu ada hal yang lebih penting dari pada menerima kedatangan saya dan teman-teman saya. Saat saya masih kecil, setiap kali presiden berkunjung ke Lombok, guru SD saya akan menyuruh anak-anak murid untuk membuat bendera merah putih dari kertas layang. Bersama dengan murid-murid yang lain saya berdiri melambaikan bendera di tepi jalan, tentu saja saya tidak pernah melihat wajah presiden di dalam mobilnya, yang terdengar hanya suara sirine dari mobil-mobil yang mengiringinya. Tubuh saya pendek dan kecil, lebih kecil dari ukuran rata-rata anak seumur saya, jadi sangat gampang didorong atau ditarik ke belakang, apalagi pada zaman itu belusukan belum menjadi trend di kalangan pemimpin seperti sekarang. Bahkan saat kuliah di Universitas Mataram saya hanya bertemu dengan rektor satu kali dan hanya pada saat wisuda. ...