Menikmati kemeja putih Gianfranco Ferre di Phoenix Art Museum
Photo oleh Tamalia Anthoneta |
Musim dingin Iowa membuat saya
hijrah beberapa minggu ke bagian selatan dan pantai timur America. Negara
bagian pertama yang saya kunjungi pada musim dingin ini adalah Arizona. Saya terbang dengan Allegiant Air, salah satu
penerbangan low cost carrier di USA. Dari Eastern Iowa Airport, Cedar Rapids, pesawat
saya terbang selama 2 jam 50 menit dan
mendarat di Mesa Gate Away Airport. Di Arizona saya menginap di apartment teman
saya yang terletak di Mesa.
Keesokan harinya, Tamelia,
mahasiswa Scottsdale Community College dari Indonesia menjadi guide saya. Enam
bulan tinggal di negara bagian ini sepertinya sudah sangat cukup untuk
membuatnya mengenal seluk beluk Arizona. Tujuan pertama kami adalah Phoenix Art
Museum. Saat kami sampai di tempat ini
Gallery utama yang biasa dipamerkan tidak di buka. Satu-satunya yang bisa kami
kunjungi adalah pameran khusus yang sedang berlangsung selama beberapa bulan.
Saya sangat senang karena pameran ini gratis, biasanya kalau mengunjungi pameran
khusus di museum sering kali dikenakan biaya.
Sebelum memasuki ruangan pameran,
kami berpose di depan kubus raksasa yang bertuliskan Gianfranco Ferre. Gianfranco
Ferre adalah seorang fashion designer
berkebangsaan Italy yang juga dikenal sebagai Architecture of Design. Karya-karya telah dikenakan oleh berbagai
model dan artis dunia dan terbit di berbagai majalah fashion baik di Eropa
maupun di Amerika.
Di depan kubus ini terdapat
sebuah layar yang secara otomatis menggambarkan berbagai jenis dan textur kain
putih yang digunakan Ferre untuk merancang kemeja-kemeejanya. Kemudia saya dan
Tamelia memasuki ruangan berlantai hitam mengkilat, dengan tiga dinding yang
juga berwarna hitam. Jauh di depan kami dinding kaca dengan refleksi berbagai
kemeja-kemeja putih berbaris di tengah ruangan membuat tempat ini semakin sakral
akan seni. Majalah dan gambar design kemeja-kemeja ini di letakkan di dalam
show case setinggi pinggang lelaki dewasa berbentuk balok yang diletakkan di sepanjang
dinding.
Marvelleuse |
Origami |
Museum ini memajang puluhan
kemeja. Kemeja paling tua dibuat pada tahun 1982 dengan nama Sailor Glam yang
terbuat dari taroni silk organza, honeycomb
cutton pique dan mother of pearl
oyster button. Kemeja favorite saya adalah Marvelleuse yang terbuat dari silk
satin, silk chiffon, nylon crinoline dan silver lace. Kemeja ini dirancang pada tahun 2003 namun mengingatkan
saya pada pakaian abad belasan. Karya
lainnya adalah origami. Bentuk kemeja
ini seperti lipatan kertas putih origami. Beberapa karya Ferre memang banyak
dipengaruhi oleh budaya jepang dan bahkan beberpa kemejanya terinspirasi dari
Kimono, pakaian khas Jepang.
“In the lexicon of contemporary elegance, I like to think that the
white is a universal term that each woman may ‘pronounce’ as she prefers…”
Gianfranco Ferre
Gianfranco Ferre
Menurut brosur yang saya baca di pameran ini, Gianfranco
Ferre meniggal pada tahun 2007 di Milan. Sebagian besar karya dikelola oleh
Gianfranco Ferre Foundation. Melihat karya-karyanya membuat saya lebih
menghargai fashion. Pakaian bukan sekedar penutup badan untuk melindungi diri
dari panas dan dingin. Pakaian adalah seni dan identitas suatu budaya,
masyarakat dan perancangnya.
Comments
Post a Comment