Article Menambang Jiwa, Alasan dan Resonansi Alam
Sebelum penerbangan dari Sydey ke
Bali saya membeli The Weekend Australia di salah satu toko buku di Sydney
International Airport. Ini adalah kopian terakhir yang tersedia, saya merasa
sangat beruntung bisa mendapatkannya, rasanya seperti memenangkan lomba
photography yang tidak mungkin saya menangkan. Halaman depan koran ini sobek seperti
sudah digigit tikus yang kelaparan. Penjaga toko menjualnya setengah harga.
Setelah membayarnya, saya membuka
jantung koran tersebut. Di dalamnya berisi majalah bersampul seorang laki-laki
mengenakan jas, duduk bersandar di sebuah kursi berwarna emas dengan geometrik
desain. Ia menengadah ke arah cahaya yang entah bersumber dari mana. “Soul Mining” Tulisan yang persis sama
seperti sms yang saya terima dari seorang Professor yang merekomendasikan article ini.
Seharusnya saya membca article ini di pesawat to kill the time, tapi karena saya perempuan
yang tidak sabar, saya membacanya di ruang tunggu. Saat membuka halaman 12,
ruang dan ban-ban karet hitam yang tergantung pada langit-langit dalam gambar
pada article ini sangat familiar. Hanya
kursi emas tersebut yang membuatnya tampak berbeda. Anyway, Gold Mining adalah sebuah
art project di mana seorang lelaki bernama Trent Dalton duduk selama seminggu
di atas sebuah kursi emas untuk mendengarkan kisah hidup orang asing yang ia
temui. Dalam seminggu Dalton mendengarkan dan merekam sekitar lima puluh kisah.
Dalam article ini ada lima cerita
utama yang ditampilkan. Setiap cerita secara gamblang mengambarkan keterhubungan
antara masa lalu, sekarang dan masa depan. Di antaranya adalah seorang penulis
Australia yang bernama David Malouf yang menjadi orang pertama. Dalton bertanya
kepada lelaki ini apa alasan dirinya duduk di atas kursi tersebut sebagai
pendengar. Malouf menjawab “It starts
about at three years old, you found everything around you puzzling. You become
an expert eavesdropper. That is the point at which you are laying down the
facts that, if you are lucky you can draw on later in life. And now you still saying
it. I don’t understand what’s going on here and it puzzles me and why do I feel
is related to me in some way and I have to figure this out.” Jawaban yang
tepat bukan.
Kisah lainnya adalah tentang
seorang lelaki bernama James Nelson yang dibesarkan di desa. Ia menceritakan
sebuah kejadian ketika ia belajar di universitas, saat kelulusan seorang
Professor menariknya dan berkata “I am going to insist that you use what you
learn in this year and, literally, put it back into the world of art.
Otherwise, I don’t want to waste my time with you.” Sekarang James Nelson
adalah seorang direktur di sebuah gallery.
Saat membaca article ini saya
dibawa kembali ke masa lalu, saat itu saya masih SD kelas lima, saya berkata
kepada ibu saya kalau saya ingin menjadi seorang seniman. “Indonesia lebih
membutuhkan guru, dokter dan insinyur, kalau jadi seniman tidak ada uang” Jawabnya.
Akhirnya saya pun menjadi seorang guru selama lima tahun dan meninggalkan karir
tersebut tahun lalu, kembali ke college
untuk menjadi seorang penulis dan photographer yang baik.
Kelima kisah yang dipaparkan
dalam article tersebut memiliki kesamaan di mana setiap penuturnya mengingat kejadian
dan percakapan yang telah mengubah dan memberi pertanda tentang hidup mereka. Sebuah
percakapan dan kejadian yang kadang-kadang dianggap sederhana, tidak
terpikirkan dan diingat kembali saat suatu peristiwa telah terjadi atau akan
terjadi. Apakah kamu masih berpikir ini sebuah kebetulan?
Pada tahun 1952, Carl Jung seorang
psychologist mengemukakan sebuah teori yang disebut synchronicity. Menurut
teori ini pikiran manusia terhubung satu sama lain karena pada dasarnya seluruh
materi yang berada di bumi ini jika dipecah menjadi satuan terkecil berasal
dari materi yang sama—atom, atau yang lebih kecil lagi disebut quark. Jung juga
berpendapat bahwa manusia bisa membaca koneksi ini dengan jelas ketika ia bisa
mendengar alam, saat seseorang bisa merasakan dan mengenali coincidence ini itu
artinya mereka bisa beresonansi dengan alam.
Masih ragu kalau ini bukan sebuah kebetulan?
Seminggu sebelum saya membaca article
ini saya berkunjung ke Gallery of Modern Art (GoMA) Brisbane tempat di mana
project ini berlangsung, namun saya tidak menemukan kursi emas tersebut. Saya
duduk mengambil photo persis di bawah installation
art yang tidak jauh dari tempat kursi emas itu diletakkan. Kamu tahu
kenapa? Karena alam telah bersekutu menujuk seseorang untuk memperlihatkan
kursi emas tersebut kepada saya melalui article
ini. Kalau kamu masih tidak percaya tidak apa-apa, it took me years to believe
it too.
Comments
Post a Comment