GDM AGRI, Taman Hutan Rakyat dan Budaya Konsumen Hijau
Menjadi konsumen yang baik
membutuhkan komitmen yang kuat. Saya berusaha megawalinya dari piring, dari apa
yang saya kenakan, brand yang saya
gunakan dan dalam memilih cerita atau berita yang saya tulis. Pada minggu
ketiga Februari 2020, daftar berbagai event
dibagi di dua group WA blogger. Di antara pilihan berbagai produk yang
membutuhkan endorser dan jadwal yang tidak teratur sebagai freelancer, pilihan saya jatuh pada acara lingkungan yang
diinisiasi oleh Universitas teknologi Surabaya dan Taman Hutan Rakyat yang
didukung penuh oleh GDM AGRI PT Graha Alam Sempurna, perusahaan pupuk organik
berskala internasional yang berlokasi di Surabaya. Membaca press release yang dikeluarkan oleh perusahaan ini membuat saya berpikir
positif dan lebih optimis bahwa industri hijau dan budaya konsumen hijau bukan retorika
semata.
Acara ini diadakan di Taman Hutan Rakyat Nuraksa, Lombok Barat di hadiri oleh berbagai UKM yang menjual eco-products, yayasan dan komunitas yang bergerak dalam bidang lingkungan, mereka meyebar di tenda-tenda. Saat memasuki area hutan, saya disambut oleh mahasiswa Universitas Mataram dan persatuan pemuda desa setempat. Sebelum mengikuti acara, saya diantara untuk melihat-lihat rumah pohon dan beberapa rusa yang dikandangkan. Dari tempat ini, saya menuju kursi khusus untuk undangan media. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Lingkungan NTB dan Kepala Tahura Nuraksa. Sambutannya singkat dan tidak membuat peserta mengantuk.
Setelah dibuka, para undangan dipersilahkan untuk mengunjungi tenda-tenda untuk melihat berbagai produk dan gerakan yang dilakukan berbagai pihak untuk mendpat untung dari hutan dan sekaligus menjaganya. Saya menyempatkan diri untuk mampir di hampir di setiap tenda.
Tenda pertama yang menarik perhatian saya adalah Robries yang merupakan komunitas sampah plastik terpopuler di kota Surabaya. Produk-produk bergaya minimalis kontemporer membuat sampah sangat bernilai. Jenis produk sangat beragam, dari jam dinding, kursi hingga alat makan. Di tenda ini kita juga bisa langsung melihat cara pengolahannya langsung.
Selanjutnya saya bergerak menuju tenda GDM AGRI yang memiliki slogan “Dari Petani Untuk Petani”. Pada tenda ini saya belajar tentang pupuk organik yang sama sekali tidak membahayakan bumi. Untuk membuktikan produk GDM AGRI ramah lingkungan, salah seorang sales boy, meminum pupuk tersebut tanpa ragu. Produk-produk GDM AGRI tersedia secara online di www.gdmagri.com. Selain itu untuk medorong e-commerce di Indonesia, GDM AGRI menyediakan platform di mana para petani bisa bertemu langsung dengan konsumen untuk melakukan transaksi tanpa biaya administrasi maupun perantara.
Tenda ketiga yang saya kunjungi adalah tenda cacing. Berjejer beberapa jenis cacing yang harganya mencapai jutaan. Di samping kotak-kotak plastik berisi cacing tertulis jelas manfaat cacing untuk tanah seperti (1) Cacing menghasilkan kompos berlendir yang kaya akan unsur hara N, P dan K untuk tanah (2) Cancing membantu peningkatan mineral dalam tanah sehingga mampu membantu tanaman untuk tumbuh. (3) Lubang bekas cacing berfungsi untuk drainase dan aerasi tanah.
Pada tenda keempat saya menghabiskan cukup banyak uang karena membeli madu hutan dan makanan yang dijual oleh UKM-UKM di NTB. Saya mencoba bawang putih hitam, kerupuk sayur dan beberapa makanan yang saya tidak ingat namanya.
Yang paling menarik, makan siang
kami diurus oleh peersatuan pemuda desa setempat dan jauh dari plastik. Semuanya
dibungkus dengan daun pisang yang di taruh dalam pengosak atau kota yang terbuat daru bambu yang dihaluskan. Acara
ini juga menyediakan refill stand air
putih. Sebagai seorang vegetarian, hari itu saya merasa semesta berkonspirasi
untuk membuat saya lebih optimis dan bahagia!
Acara ini diadakan di Taman Hutan Rakyat Nuraksa, Lombok Barat di hadiri oleh berbagai UKM yang menjual eco-products, yayasan dan komunitas yang bergerak dalam bidang lingkungan, mereka meyebar di tenda-tenda. Saat memasuki area hutan, saya disambut oleh mahasiswa Universitas Mataram dan persatuan pemuda desa setempat. Sebelum mengikuti acara, saya diantara untuk melihat-lihat rumah pohon dan beberapa rusa yang dikandangkan. Dari tempat ini, saya menuju kursi khusus untuk undangan media. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Lingkungan NTB dan Kepala Tahura Nuraksa. Sambutannya singkat dan tidak membuat peserta mengantuk.
Setelah dibuka, para undangan dipersilahkan untuk mengunjungi tenda-tenda untuk melihat berbagai produk dan gerakan yang dilakukan berbagai pihak untuk mendpat untung dari hutan dan sekaligus menjaganya. Saya menyempatkan diri untuk mampir di hampir di setiap tenda.
Tenda pertama yang menarik perhatian saya adalah Robries yang merupakan komunitas sampah plastik terpopuler di kota Surabaya. Produk-produk bergaya minimalis kontemporer membuat sampah sangat bernilai. Jenis produk sangat beragam, dari jam dinding, kursi hingga alat makan. Di tenda ini kita juga bisa langsung melihat cara pengolahannya langsung.
Selanjutnya saya bergerak menuju tenda GDM AGRI yang memiliki slogan “Dari Petani Untuk Petani”. Pada tenda ini saya belajar tentang pupuk organik yang sama sekali tidak membahayakan bumi. Untuk membuktikan produk GDM AGRI ramah lingkungan, salah seorang sales boy, meminum pupuk tersebut tanpa ragu. Produk-produk GDM AGRI tersedia secara online di www.gdmagri.com. Selain itu untuk medorong e-commerce di Indonesia, GDM AGRI menyediakan platform di mana para petani bisa bertemu langsung dengan konsumen untuk melakukan transaksi tanpa biaya administrasi maupun perantara.
Tenda ketiga yang saya kunjungi adalah tenda cacing. Berjejer beberapa jenis cacing yang harganya mencapai jutaan. Di samping kotak-kotak plastik berisi cacing tertulis jelas manfaat cacing untuk tanah seperti (1) Cacing menghasilkan kompos berlendir yang kaya akan unsur hara N, P dan K untuk tanah (2) Cancing membantu peningkatan mineral dalam tanah sehingga mampu membantu tanaman untuk tumbuh. (3) Lubang bekas cacing berfungsi untuk drainase dan aerasi tanah.
Pada tenda keempat saya menghabiskan cukup banyak uang karena membeli madu hutan dan makanan yang dijual oleh UKM-UKM di NTB. Saya mencoba bawang putih hitam, kerupuk sayur dan beberapa makanan yang saya tidak ingat namanya.
Love your introsuction eco-feminist!! tapi kenapa ngepost sekarang ini harusnya ditulis bulan lalu.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSuch an awesome product! Jadi pengen nyoba.
ReplyDeleteBeli online bisa!!!
ReplyDeleteJualan hijau nih!!
ReplyDelete
ReplyDeletewow, komplit infonya. makasih kak
.
.
.
Yuk Banyuwangi