Hypatia dan Perempuan-Perempuan Single Inspiratif Lombok

Sebagai perempuan kita cenderung mendefinisikan diri melalui sudut pandang laki-laki, membuat kita melupakan sudut pandang diri kita sendiri sebagai seorang perempuan dan manusia secara utuh, bahkan membuat kita tertinggal jauh dari diri kita seharusnya. Melalui iklan kita sering kali dibutakan oleh kecantikan yang sangat artificial, dalam film kita selalu mendengar dan melihat deskripsi cantik selalu dikaitkan dengan bentuk tubuh dan wajah rupawan, bahkan dalam dongeng kita selalu memainkan peran sebagai seseorang yang menunggu untuk diselamatkan. Yang sangat menyedihkan, kata kasar, sumpah serapah selalu dihubungkan dengan perempuan, tidak hanya dalam bahasa Inggris, tapi juga dalam Bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah. Kata-kata ini tidak hanya digunakan oleh laki-laki tapi juga oleh perempuan sendiri. Kalimat indah seperti “Kayak perempuan” bahkan diperlemah menjadi kalimat untuk menujukkan sikap lemah seseorang.

Dilihat dari sejarah, perempuan memang sangat kurang diberi ruang untuk berkarya, dari ratusan pemikir Yunani kuno, saya hanya menemukan satu nama perempuan, Hypatia, seorang matematikawan yang akhirnya dibunuh atas nama agama karena dianggap sebagai seorang penyihir. Saya juga menemukan berbagai kutipan dari pemikir-pemikir besar yang memandang perempuan dengan sebelah mata. Salah satunya dalam buku Second Sex yang ditulis oleh Simone de Beavouir, Pythagoras (1949, pg.5) mengatakan “There is a good principal that created order, light, and man and a bad principle that created chaos, darkness, and women.” Hingga sekarang perempuan masih berjuang tidak hanya untuk mendapatkan hak-hak yang seharusnya sebagai seorang manusia, tapi juga melawan paradigma yang telah dibagun oleh sejarah selama beribu-ribu tahun.

Perjuangan ini tidak hanya melalui drama, puisi, photography, documentaries atau tokoh seperti Hermione Granger yang digambarkan oleh JK. Rowling dalam bukunya. Perlawanan yang dilakukan nyata melalui karya dan kinerja dalam kehidupan sehari-hari seperti yang dilakukan oleh empat perempuan single-inspiratif Lombok.

1) Kris Ayu Madina
Walaupun menjuari dan mengikuti berbagai ajang kecantikan, perempuan yang juga seorang vegetarian ini sangat aktif di berbagai aktivitas sosial sejak terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Mataram dan membuatnya terpilih sebagai wakil Indonesia dalam Indonesia China Youth Exchange Prorgam. Tahun 2016 ia membangun sebuah komunitas yang fokus dalam bidang lingkungan dan kepemudaan bernama GUMI. Melalu GUMI, Kris telah mempertemukan berbagai komunitas kepemudaan yang ada di Pulau Lombok. Pada tahun yang ssama, perempuan yang mengaku akan segera melebarkan sayapnya untuk berbisnis ini terpilih mewakili Indonesia dalam Young South East Asia Initiatives (YSEALI) 2016. Setelah menyelesaikan studinya, keinginan untuk terus melihat perubahan yang lebih baik membuatnya berkarir di salah satu Non Government Organization (NGO) yang ada di Pulau Lombok. Kris suka menyebut dirinya anak Ayah, karena Ayahnya sangat terbuka, telah memberikan kepercayaan dan dukungan yang penuh dalam setiap jalan yang dipilihnya. Pada waktu luang, Kris selalu meyempatkan dirinya untuk menulis jurnal, bekerja sebagai news anchor di salah satu stasiun TV. Sebagai anak tertua, perempuan kelahiran 1995 ini ingin menjadi contoh yang terbaik untuk dua orang adikknya. Saat ditany apa yang ia sukai dari dirinya ia menjawab “I like my name, Kris Ayu Madina makes people think hard what ethnic or religion that I belong to.”

Photo by Kris Ayu Madina

2) Aisyah Odist
Siapa yang tak kenal nama ini, wajah yang semakin akrab dilihat di berbagai media sosial dan media masa karena Kampung Wisata Krisant yang dibangunnya. Aisyah atau Isya, perempuan yang sedang menulis buku ketiganya ini adalah activist lingkungan, lulusan University of Kitakyushu, Jepang. Ia berhasil mengubah citra sampah menjadi seni dan berbagai benda yang berguna dan menguntungkan. Isya is an outdoor person, sejak kecil dia sering bermain di luar rumah, senang bermain jual-jualan hingga jalan kaki dari Ampenan ke Cakra untuk mencari plastik sebagai uang-uangan telah mendekatkan perempuan ini kepada sampah. Semasa remaja, Isya anak yang nakal, biasanya sering bolos pada hari jumat untuk jalan-jalan. Walaupun demikian, bertemu dengan berbagai teman yang dekat dan cinta lingkungan membuatnya terinspirasi untuk membangun NGO yang fokus bergerak dalam bidang lingkungan. Akhirnya pada tahun 2011, Anak bungsu dari 11 bersaudara ini mendirikan Bank Sampah Mandiri. Sekarang NGO ini mempunyai 8 karyawan, 6 perempuan dan 2 laki-laki. Isya biasanya hanya memperkerjakan karyawan penyandang disabilitas dengan tujuan memberikan ruang bagi mereka untuk berkarya. 

Photo by Aisyah Odist


3) Evi Isnasilvia Putri
Keep doing what you like, you will find who you are” kalimat ini sangat tepat untuk menggambarkan jalan hidup perempuan muda ini. Kecintaannya terhadap traveling mengilhaminya untuk mendirikan socio-eco business Lombok Hidden Trip (LHT) bersama kakaknya. LHT memadukan eco-trip dan edu-trip bahkan menjadi jembatan untuk volunteers luar negeri yang ingin menjadi relawan di Lombok. Program terbaru dari LHT adalah Lombok Good Guide atau pay as you wish walking tour yang akan membawa para wisatawan keliling kota. Selain bekerja sebagai tour leader di Lombok Hidden Trip, perempuan kelahiran 1991 adalah supervisor di Trash Hero Lombok Utara. Lahir dan besar di Lombok membuatnya ingin membawa perubahan bagi sekitarnya. Tahun 2016, Evi menjadi salah satu perempuan penerima Australia Award—Sustainable Tourism. Evi berkesempatan untuk mempelajari strategi wisata Australia, sistem zonasi, sertifikasi guide, indigenous forest dan tentu saja mempromosikan Pulau Lombok di Australia. “Like a girl doesn’t mean that you can’t do this , you can’t do that” tambahnya dengan percaya diri. Selain traveling dan wisata kuliner, pada waktu luang ia menyempatkan diri untuk latihan menari. Sejak kecil Evi memang bercita-cita menjadi penari, skill yang dilatihnya sejak masih SD ini adalah salah satu cara ia mempromosikan wisata NTB. Kalau bertamu ke rumah perempuan ini, pasti akan disediakan Jasmin tea.

Photo by Evi Isnasilvia Putri

4) Cahayani Agustiningrum
Wajah perempuan ini sangat tidak asing apalagi untuk para pencari beasiswa, karena pasti perempuan yang suka mengenakan hijab merah ini akan hadir sebagai salah satu pembicara. Arum panggilan akrabnya. Perempuan yang pernah menjajaki kakinya di lebih dari lima negara ini adalah penerima berbagai beasiswa bergengsi dari Pemerintah US, Australia dan Jerman karena kecakapannya dalam mengajar. Terinspirasi dari Ibunya yang bekerja, kuliah, menjadi ibu dan istri di saat yang sama membuat perempuan penggemar Ko Pong Ho ini menjadi sosok yang mandiri sejak kecil. Ia sudah mulai membangun karir professionalnya sejak masuk kuliah dengan bekerja di salah satu NGO ternama yang. Jangan heran kalau perempuan ini membutuhkan waktu 7 tahun untuk menyelesaikan kuliahnya. Saat melanjutkan studinya di luar negeri pun, Arum selalu menyempatkan diri bekerja sebagai penerjemah dan guru Bahasa Indonesia untuk penutur asing. Sekarang Arum sedang menikmati karirnya sebagai salah satu eksekutif di Mataram Lingua Franca (MaLFI) di mana ia mengajar, mengerjakan berbagai sosial project, dan tentu saja membimbing anak didiknya untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri. Dalam membangun karirnya ia mampu menjembatani universitas-universitas luar negeri, komunitas-komunitas di Lombok untuk berkerja sama dengan perusahaan tempat ia bekerja sekarang. Perempuan pecinta kopi ini juga percaya diri dalam urusan dapur “Millennials shouldn’t look down cooking, it’s a life time skill to survive” katanya saat ditanya mengenai stigma perempuan. 

photo by Cahayani Agustiningrum

Comments

  1. waaaah ternyata orang2 yang saya kenal semua.. proud of you all, mbk mbk hebat!

    ReplyDelete
  2. Kak Zi pun kudunya masuk~ 😻

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tadinya kau juga kandidat, karena kau punya BIAP tapi kau sudah diambil orang (logat Medan)

      Delete
    2. Tadinya kau juga kandidat, karena kau punya BIAP tapi kau sudah diambil orang (logat Medan)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Esai AAS: Kamu Melamar Apa atau Siapa?

Anatomi Essay Penerima Beasiswa CCIP

ESSAY REVIEW: Perempuan Penerima Tiga Beasiswa