Paragliding Lombok: Taklukkan Takut Di Atas Bukit-Bukit Sembalun

“You are in the air, dive in the cloud, hanging in the sky, the hills far under your feet, floating, following the wind, soaring like a lion, conquering your fear.”


Seharusnya yang mengetik kalimat pembuka di atas bukan saya tapi sahabat saya yang sengaja datang ke Sembalun untuk paragliding. Saat mengambil photo dari kaki bukit, perut saya mual membayangkan angin yang membawa paragliders melayang mengikuti arah angin. Samar-samar terdengar teriakan Sari yang berhasil melawan gravitasi dan ketakutannya.

Sembalun tidak hanya surga untuk pendaki dan pecinta agro wisata, desa ini menjadi rumah pertama dan rumah kedua bagi pilot-pilot paragliding Lombok. Puluhan bukit-bukit dengan ketinggian yang bervariasi membuat praglider memiliki banyak pilihan tepat untuk take off. Savana yang lapang di sekitar lembah menjadi tempat yang tepat untuk mendarat. Pemandangan dari udara membuat paraglider bisa menikmati Sembalun secara menyeluruh.

Terbang Tandem  and  Terbang Independent

Untuk yang ingin mencoba paragliding dan tidak punya lisensi atau ijin jangan khawatir, kamu bisa terbang tandem dengan pilot paragliding. Biaya yang dubutuhkan sekitar IDR 600,000 dan kamu bisa terbang selama 15 menit dari Bukit Siswa. Jika ingin terbang dari bukit-bukit yang lebih tinggi seperti Bukit Pergasingan, Nanggi, Telaga atau dari rim Gunung Rinjani harganya berbeda-beda. Sedangkan untuk yang memiliki ijin terbang bisa menyewa alat paragliding dengan harga IDR 300,000 untuk sekali terbang.


Photo oleh Anto
Beberapa jam sebelum take off, pilot memberikan briefing tentang prosedur paragliding. Briefing dilakukan kurang dari 1 jam. Briefing sangat bersifat kekeluargaan, kami duduk di karpet rumah sang pilot sambil minum kopi. Melakukan paragliding di Sembalun cukup menantang karena cuaca di sekitar pegunungan cenderung berubah-ubah. Teman saya harus menunggu satu hari untuk mendapatkan cuaca yang cerah dan angin yang menguntungkan.

Terbang Dari Ketinggian Di Atas 600 mdpl

Sebagian besar penerbang pemula mencoba paralayang dari Bukit siswa. Bukit siswa adalah salah satu bukit paling rendah di Sembalun. Bukit ini hanya sekitar 5 menit naik motor dari kantor Happy Valley Sembalun dan sekitar 10 menit untuk naik ke puncak. Team paragliding terdiri dari tiga orang yaitu pilot, asisten pilot dan wind dummer yang khusus membaca arah angin.




Saat berada di lokasi, wind dummer naik ke Bukit Inspirasi, sedangkan pilot, asisten pilot dan Sari naik ke Bukit Siswa. Saya sendiri menunggu di daerah tempat mereka landing dengan membawa satu radio untuk berkomunikasi dengan mereka. Dalam hitungan menit, parasut berkibar, tiupan angin cukup stabil membuat pilot melakukan soaring dan menyelam di awan. Tidak terduga, tiupan angin tiba-tiba berubah dan mereka landing bukan di area landing utama tapi di area landing ke dua sesuai dengan perintah pembaca angin. Saya pun harus bergegas ke area landing tersebut agar tidak melewatkan moment.  

Pilot di Sembalun : Anto dan Tiger 

Di Sembalun terdapat sekitar 6 pilot dengan sertifikasi berbeda-beda. Sebagian besar pilot di daerah ini sekolah di Kota Batu, Malang. Dua pilot dengan sertifikasi paling tinggi di Sembalun adalah Anto dan Tiger dengan sertifikasi T2, di mana pilot sudah dianggap mampu untuk tandem dengan penumpang. Kedua pilot ini biasanya terbang 2 sampai 10 kali dalam seminggu. Kalau tertarik kamu bisa langsung menghubungi Anto  di nomor WA +62 81997631414. Selamat mencoba!


Comments

  1. Yaooyaoyao aku takut angin dan tinggi

    ReplyDelete
  2. ngeri aku sama ketinggian, ingat gak waktu kita naik sky rail awalnya aku gemetar, naik menara di hutan aja aku gak sampai puncaknya 😣😣

    ReplyDelete
  3. Harga bisa dinego gak ??? hehehe... Pengen nyoba

    ReplyDelete
  4. Ntar saya negoin!!!!! Jangan coba di Bali, mahal, USD 100 per 15 menit.

    ReplyDelete
  5. Sy pengen... Tp duitnya gak ono... Blh gratisankah 😂

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Esai AAS: Kamu Melamar Apa atau Siapa?

Anatomi Essay Penerima Beasiswa CCIP

ESSAY REVIEW: Perempuan Penerima Tiga Beasiswa