Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2019 sampai ke Mataram


Film adalah media kreatif yang bisa menghibur, menginspirasi dan memberikan informasi. Film sering menjadi media pembelajaran yang menyenangkan untuk mempelajari berbagai subjek. Dari cinta, budaya, bahasa, Tuhan, seni dan geografi bisa dipelajari melalui film.


Sejak memasuki dunia kerja, saya mulai jarang nonton film apalagi sampai harus pergi ke bioskop. Film lebih sering saya jadikan media mengajar ketimbang hiburan. Namun minggu lalu tgl 15-17 Maret  sepertinya universe ingin saya lebih banyak belajar lagi tentang Australia dan saya pun berkesempatan menjadi salah satu volunteer dalam acara Festival Sinema Australia Indonesia 2019 bersama alumni Australia Awards lainnya. Tugas yang saya lakukan mengambil foto dan duduk menjaga meja registari, melayani muda-mudi yang datang untuk menikmati film-film Australia. Walaupun punya banyak teman dari Australia, saya tidak pernah menonton film asli Australia. Sebelumnya saya lebih banyak membaca Australia dari buku-buku Bill Bryson seorang penulis Amerika.


Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) berlangsung di lima kota Jakarta, Makasar, bandung, Surabaya dan merupakan festival ke empat yang diadakan di Indonesia dan pertama kali di Mataram. Selama tiga hari berturut-turut ada sekitar 9 film, 7 film Australia dan 2 karya anak bangsa yang juga merupakan alumni Australia. Film-film yang diputar di Mataram tepatnya di Transmart Mataram adalah Ladies in Black, Ada Apa Dengan Cinta?, Ada Apa Dengan Cinta 2, Gurrumul, Storm Boy, Occupation  dan Film Pendek.


Dalam festival ini saya berkesempatan menonton Ladies in Black. Cerita beberapa perempuan Australia yang bekerja di sebuah department store. Peran yang sangat menginspirasi saya adalah Lisa, seorang karyawati baru di toko tersebut, ia bermimpi menjadi seorang penyair dan melamar beasiswa di University of Sydney. Empat peran perempuan dalam film ini sangat feminist, terutama Magda. I won’t give you too much spoiler.

Selain rangkaian film ini, FSAI juga mengadakan workshop dengan mengundang sineas muda NTB untuk berpartisipasi. Konsulat Australia mendatangkan Paul Damien William, sutradara sekaligus penulis film Gurrumul untuk mengisi workshop tersebut. Sutradara Australia ini juga datang menyapa para penontonnya pada saat Gurrumul diputar. Semoga festival ini menjadi acara tahunan Australia di Lombok.



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Esai AAS: Kamu Melamar Apa atau Siapa?

Anatomi Essay Penerima Beasiswa CCIP

ESSAY REVIEW: Perempuan Penerima Tiga Beasiswa