Close Reading: Lagu Tua dan Langit Berbintang

Selain memiliki kebiasaan memotret tanaman yang telah melewati puncak muda, tanaman-tanaman yang dekat dengan kematian atau tanaman-tanaman yang telah mati, di waktu senggang saya suka mendengarkan lagu-lagu tua di applikasi Soundcloud. Salah satunya adalah lagu dari Don McLean berjudul Starry, Starry Night yang ia rilis pada tahun 1971. Saat pertama kali mendengar lagu ini, bahkan saat mendengar baris pertama saya yakin bahwa lagu ini berasal dari lukisan Starry Night, salah satu karya pelukis kelahiran Belanda Vincent Van Gogh yang tersimpan di MoMA, New York.

Lagu ini adalah hasil sebuah metamorfosis, sebelum lagu ia adalah puisi, sebelum puisi ia adalah lukisan-lukisan pelukis dan pembacanya. Dalam ruang melodi ketiganya bertemu , saling terhubung dengan rima-rima yang terpola dan rima-rima bebas. Ada monolog yang diulang-ulang untuk menekankan dialektika antara I (aku), you (kamu) dan citra bagian-bagian lukisan yang digambarkan secara detail dan eksplisit. Lagu ini berbentuk narasi dengan alur maju mundur dalam cerita perjuangan, kesetiaan dan kematian Van Gogh melalui citra-citra dalam karyanya. Jelas, you (kamu) yang dimaksud dalam lagu ini adalah Van Gogh, sang pelukis.


Bait-bait dalam lagu berhasil menangkap penekanan terhadap pencahayaan dan warna yang kuat dalam karya-karya Van Gogh yang menegaskan kesan dan tidak terpaku pada bentuk. Dominasi biru, kelabu, jingga dan kuning kerap menjadi warna dalam lukisan-lukisannya. Teknik melukis Van Gogh sangat khas dengan gambar yang dipengaruhi oleh perputaran anginmembuat karyanya berbeda. Ciri-ciri ini dijelaskan dalam dua bait pertama lagu.

Starry, starry night
Paint your pallete blue and grey
Look out on a summer's day
With eyes that know the darkness in my soul

Berbintang, malam berbintang
Melukis paletmu biru dan kelabu
Memandang satu hari di musim panas
Dengan mata tahu jiwaku yang gelap

Shadows on the hills
Sketch the trees and the daffodils 
Catch the breeze and the winter chills
in colors on the snowy linen land

Bayang-bayang di perbukitan
Sketsa pohon dan bunga bakung
Menangkap angin dan dinginnya musim dingin
Dalam warna-warna dataran linan bersalju

Di baris keempat "aku" mengungkapkan warna dan lukisan Van Gogh mengerti apa yang dirasakan oleh "aku". Warna pada lukisan dipersonifikasi, dijadikan subyek untuk menekankan bagaimana suatu karya bisa menggerakkan, menghubungkan dan menyentuh perasaan "aku". Frase the snowy linen land dalam lagu ini adalah referen dari kanfas putih yang digunakan Van Gogh untuk melukis.


Dua bait ini kemudian diikuti oleh sebuah bait monolog yang terdiri dari 6 baris di mana "aku" bisa merasakan apa yang Van Gogh rasakan, dan memahami bahwa Van Gogh tahu benar apa yang sedang ia lakukan dan pada saat yang sama ia ingin membebaskan orang-orang (mereka) dari ketidakpahaman mereka.

Now I understand
What you tried to say to me
And how you suffered for your sanity
And how you try to set them free
They would not listen, they do not know how
Perhaps they'll listen now

Sekarang aku paham
Apa yang kau coba ungkapkan
Dan derita kewarasanmu
Dan bagaimana kau mencoba membebaskan mereka
Mereka takkan mendengar, mereka tak tahu apa
Mungkin sekarang mereka akan mendengar

Seperti bait pertama, bait keempat juga diawali dengan frase Starry night. Selain menjadi salah satu judul lukisan starry night adalah penggambaran beberapa langit dalam karya Van Gogh, Frase ini juga menjadi awal sebagian besar bait dalam lagu ini. Bait keempat tidak hanya mengacu pada lukisan Starry Night, bait ini memotret lukisan Sunflowers dalam baris indah flaming flowers that brightly blaze. Dalam bait ini juga disebutkan mata China biru sebagai deskripsi padangan filosofis Van Gogh yang berkiblat ke timur yang turut membantu kestabilan emosinya. Lagu ini memanggil Van Gogh dengan sapaan akrab menggunakan nama panggilannya Vincent untuk menunjukkan kedekatan karakter "aku" dengan Vincent. 

Kalimat pertama dalam bait kelima lahir dari lukisan Wheat Field with the Crows yang berlatar padang gandum kuning dan langit biru gelap. Di atasnya beterbangan burung gagak hitam. Sementara kalimat kedua adalah Prisoner Excising yang ia lukis di rumah sakit  jiwa. Pada masa-masa yang sulit ini, melukis seperti terapi bagi Van Gogh.

Starry, starry night
Flaming flowers that brightly blaze
Swirling in the violet haze
Reflect in Vincent's eyes of china blue
Colors changing hue

Berbintang, malam berbintang
Ilalang bara terang menyala
Awan melingkar dalam kabut ungu
dicerminkan mata Vincent yang biru cina
Warna-warna berganti corak

Morning field of amber grain
Withered faces lined in pain
Are shooted beneath the artist's loving hand

Padang pagi antara kuning dan jingga biji-bijian
Wajah-wajah kalah berbaris dalam kepedihan
Ditenangkan dibawah tangan tercinta sang seniman.

Bait keenam adalah pengulangan bait ketiga dengan penambahan tiga baris. Tiga baris tambahan adalah cerita tentang penolakan karya-karya Van Gogh pada zamannya dan bagaimana Van Gogh terus setia pada mimpinya dan terus melukis meskipun harapan menjadi pelukis sukses dipatahkan oleh pasar. Van Gogh terlalu dini, karyanya sangat kontemporer untuk bisa dimengerti oleh masyarakat pada saat itu. 

Now I understand
What you tried to say to me
And how you suffered for your sanity
And how you try to set them free
They would not listen, they do not know how
Perhaps they'll listen now
For they could not love you 
But still your love was true
And when no hope was left in sight

Sekarang aku paham
Apa yang kau coba ungkapkan
Dan derita kewarasanmu
Dan bagaimana kau mencoba membebaskan mereka
Mereka takkan mendengar, mereka tak tahu apa
Mungkin sekarang mereka akan mendengar
Atas apa yang mereka tidak cintai
Namun tetap cintamu sejati
Dan ketika harapan lenyap dari pandangan

Bait berikutnya berisi tragedi kematian Van Gogh yang mengakhiri hidupnya ditangannya sendiri seperti kisah kekasih-kekasih sebelumnya. "Aku" dalam bait ini menekankan bahwa Van Gogh adalah sosok yang unik dan indah, terlalu indah untuk menjadi bagian dunia ini. Van Gogh meninggal pada umur 37 tahun. Kematiannya sangat kontroversial karena beberapa ahli menyatakan bahwa Van Gogh tidak bunuh diri karena hal ini sangat berlawanan dengan karya-karya yang ia hasilkan dan surat-surat yang ia tulis kepada saudaranya sebelum ia meninggal. 

On that starry, starry night
You took your life, as lovers often do
But I could have told you, Vincent
This world was never meant for one
as beautiful as you

Pada yang berbintang, malam berbintang
Kau akhiri hidupmu, seperti kekasih melakukan itu
Tapi seharusnya telah kukatakan padamu Vincent
Dunia ini tak pernah ditakdirkan untuk seorang 
seindah dirimu

Starry, starry night
Portraits hung in empty halls
Frameless heads on nameless walls
With eyes that watch the world and can't forget
Like the strangers that you've met

The ragged men in the ragged clothes
The silver thorn, a bloody rose
Lie crushed and broken on the virgin snow

Berbintang, malam berbintang
Potret tergantung di ruang kosong
Kepala-kepala tanpa pigura pada dinding-dinding tak bernama
Dengan mata memandang dunia dan tak bisa lupa
Seperti orang asing yang kau jumpa
Laki-laki tak terurus dalam pakaian compang-camping
Duri perak setangkai mawar merah
Tergeletak tergilas dan rusak di atas salju yang tersentuh

Bait kematian kemudian kembali dilanjutkan dengan bait yang tak kalah menyedihkan menggambarkan kemiskinan seorang seniman yang tak seorangpun ingin membeli lukisannya. Namun Van Gogh tetap percaya pada karyanya. 

Comments

  1. I love Dali karena kumisnya lucu wkwkwk.

    ReplyDelete
  2. http://www.catholicwebphilosopher.com/ Situs DominoQQ Terpercaya | Agen IDN Poker Online | Daftar Judi Kartu Uang Asli Resmi

    ReplyDelete
  3. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Esai AAS: Kamu Melamar Apa atau Siapa?

Anatomi Essay Penerima Beasiswa CCIP

ESSAY REVIEW: Perempuan Penerima Tiga Beasiswa