Frozen Yogurt, Ice Cream Masa Kini
"Travel to taste and get your best lick"
Kalau ditanya hari apa yang
paling baik, saya yakin semua mahasiswa, guru dan pekerja lainnya akan menjawab
hari Sabtu dan Minggu. Dua hari ini memang suci dan pantas dinamakan Holiday. Apalagi buat kamu yang suka nongkrong
bersama teman, jalan-jalan dengan keluarga dan hanya punya dua hari ini dalam
seminggu, pasti dua hari ini sangat dinanti-nanti.
Sabtu lalu Ibu dan Adik Amerika
saya membawa saya ke sebuah salon yang terletak di bagian utara Iowa. Kami
bertiga melakukan medicure dan pedicure bersama, hampir sekitar 1 jam kami
berada di Salon. Adik saya kelihatan bosan karena treatment kuku yang dipilih
oleh Ibu memakan waktu lebih lama. Kamipun keluar dan jalan-jalan melihat-lihat
tempat sekitar. Ketika kami kembali, kuku ibu saya sudah berkilau. Kami
bertigapun keluar dan berjalan menuju Orange
Leaf.
“Zi do you have frozen yogurt in Indonesia?”.“What’s frozen yogurt, I don’t know that?” Sejak kecil saya makan apa saja yang disediakan oleh Ibu Indonesia saya dan tentu saja tidak ada yang namanya frozen yogurt. Saat mendengar nama itu, yang terlintas adalah yogurt yang dibekukan. "It likes an ice cream but it is not ice cream.” Mendengar jawaban adik saya, wajah saya berseri-seri.
Sejak tahun 2008, di Amerika
frozen yogurt menjadi lebih populer dari pada ice cream karena reputasinya yang
jauh lebih sehat. Kalau ice cream biasanya mengandung 10%-15% lemak susu atau milkfat yang biasanya dalam
bentuk cream, sedangkan untuk membuat frozen yogurt tidak membutuhkan cream
atau milkfat.
Percakapan kamipun terputus saat
kami sampai di Orange Leaf—toko frozen yogurt yang merupakan perusahaan franchise, tersebar di seluruh negara bagian Amerika dan di beberapa negara di dunia.
Di Amerika sendiri ada sekitar 300 cabang.
Wajah saya semakin berseri-seri melihat semua tembok berwarna oranye, warna jeruk segar dengan berbagai gambar frozen
yogurt dan gambar sebuah sendok yang bentuknya seperti sebuah tongkat pipih. Di
bawahnya tertulis “Key to the happiness.” Terdapat pula sekitar 14 keran besar sebagai
platform atau tempat para pembeli mengambil frozen yogurt yang mereka mau. Setiap keran mengeluarkan frozen yogurt dengan rasa yang berbeda-beda. Kamipun mengambil mangkok kecil dan pembatas. Kami bertiga mencoba tiga rasa. Saya mencoba rasa kelapa, kopi dan vanilla. Saat kami sampai di meja topping. Kami cukup bingung, karena
banyak sekali pilihan. Dari buah, remah biscuit, jelly dan berbagai topping yang sangat menarik, yang
sebagian besar mengandung gula. Untuk kamu yang sangat berhati-hati dengan
nutrisi makanan, yogurt memang alternative yang tepat untuk mengganti ice cream tapi harus berhati-hati juga
dalam memilih topping yang tepat. Sebelum
duduk dan menikmati frozen yogurt, mangkok kami ditimbang, ibu saya membayar
dan kasir memberikan kami key to the happiness—sendok
pipih berwarna oranye. Rasanya sangat enak, lebih enak dari ice cream. Buat yang penasaran bisa cek langsung di websitenya www.orangeleafyogurt.com.
Comments
Post a Comment