Berdiri Di Skydeck, Puncak Tertinggi Kedua di Amerika
“Heaven is right under your feet”
Kalau naik gunung terlalu
menantang buat kamu, jangan khawatir! ada
cara lain untuk mencapai sebuah puncak yaitu dengan cara naik Gedung.
Memang sangat mudah, cukup masuk lift tekan angka terbanyak, dalam hitungan
menit kamu sudah berada di puncak. Inilah salah satu kegiatan yang paling
menarik untuk dilakukan kalau kamu berkunjung ke kota-kota besar salah satunya Chicago.
Chicago dikenal sebagai kota arsitektur tidak hanya karena bangunannya yang artistik
dan fungsional tapi juga kota ini menjadi rumah para arsitek terkemuka di dunia.
Saat saya dan teman-teman singgah
di kota ini kami menyempatkan diri untuk naik gedung, nama gedungnya Willis
Tower tapi ornang Chicago selalu menyebutnya nama lamya Sears Tower. Dengan
bermodal membaca peta pada mading informasi, kami berjalan di sepanjang Adam St
dan berhenti satu block sebelum mencapai Sungai Chicago. Saat masuk gedung,
kami bertanya di mana Sky Deck. Lelaki ramah berkulit hitam dengan aksen
amerikanya yang kental menujukkan arah dengan penjelasan yang tepat. Ternyata
untuk ke Sky Deck ada pintu masuk dan lift tersendiri.
Kamipun berjalan ke bagian kiri
gedung, mengikuti tulisan Sky Deck di dinding raksasa. Seorang lelaki sudah
siap menjaadi ajudan para pengunjung berikutnya. Kami memasuki lift, tidak ada
tulisan angka. Hanya 3 tombol. Lelaki itu menekan tombol yang paling atas.
Dalam hitungan menit kamipun sampai di Lobby Sky Deck. Karena kami belum
membeli tiket kamipun harus mengantri. Antriannya cukup panjang karena akhir
pekan. Harga tiketnya $19.50 untuk dewasa sedangkan untuk anak-anak $12.50.
Kali ini tidak ada diskon untuk mahasiswa. Saat berjalan menuju lift
berikutnya, kami melewati beberapa galeri yang berisi tentang ikon-ikon kota
Chicago dan kutipan-kutipan dari arsitek terkenal di dunia. Kemudian kami
memasuki sebuah ruangan gelap yang di depannya berdiri sebuah layar putih yang
memenuhi dinding. Di sini kami duduk dengan para pengunjung lainnya dan
menonton film documentary sejarah Willis Tower.
Saya menonton dengan saksama
sambil mencatat bagian-bagian penting dan menarik. Diceritakan bahwa gedung ini
dirancang oleh tiga orang Arsitektur ternama dari Chicago—Louise Skidmore, Nathaniel Owings dan John O. Merill
yang juga membangun One World Trade Center (Freedom Tower), Burj Khalifa yang
sekarang menjadi gedung tertinggi di dunia, dan puluhan gedung pencakar langit
di dunia. Desain gedung ini terinspirasi dari lima batang rokok yang mereka
mainkan. Itu sebabnya Willis Tower berbentuk seperti lima balok yang berdiri
tidak sejajar. Selain itu, gedung ini mengalahkan WTC (Twin Tower) yang runtuh pada 9/11. Lebih
dari 15 tahun, Willis Tower sempat menjadi gedung tertinggi di dunia. Sekarang,
gedung dengan 108 lantai ini menjadi gedung tertinggi kedelapan di dunia dan kedua
di Amerika setelah dibangunnya kembali WTC dengan nama One World Trade Center. Tinggi
Willis Tower mencapai 1,450 kaki (442 m) kalau ditambah tinggi dua antenna di
puncak, tingginya mencapai 1.730 kaki (520 m). Sedangkan Skydeck berada di
ketinggian 1,353 kaki (412 m). Ini adalah tempat observasi tertinggi di
Amerika. Kalau cuaca cerah, kamu bisa melihat 4 negara bagian Illinois,
Indiana, Wisconsin dan Michigan. Selain itu dijelaskan juga jumlah lampu,
panjang kabel listrik yang dihabiskan, panjang pipa dan berbagai detail tentang
gedung ini.
Dalam waktu 20 menit kepala kami
penuh dengan sejarah dan informasi. Setelah menonton, kami digiring ke lift
yang menuju ke puncak. Di sini antriannya lebih panjang. Kalau berkunjung ke
Willis Tower sebaiknya pada jam kerja, supaya lebih puas dan nyaman.
Ketika berada di puncak dan
melihat pemandangan di bawah, rasanya ingin menangis, sangat indah. Heaven right under my feet. Saya berdiri
sejenak, menikmati lampu-lampu jalan, lampu gedung, gemerlap nyala papan iklan
yang terlihat sangat kecil dari Skydeck. Manusia memang ambisius dan setiap
peradaban pasti ada puncaknya. Namun untuk pertama kalinya ada sedikit rasa
bangga menjadi manusia. Tidak tahu apakah persaaan ini benar atau salah.
Sayapun mulai bergerak,
mengelilingi seluruh bagian ruang observasi, sambil menerka nama gedung-gedung
pencakar langit yang saya lihat. Tempat foto favorit para pengunjung adalah glass
box. Kotak kaca ini didesain menjulur ke luar gedung. Saat berada di atasnya,
rasanya seperti melayang. Kalau takut ketinggian sebaiknya jangan melihat ke
bawah.
Saya dan teman-teman kembali
mengantri untuk memasuki lift. Kali ini lift membawa kami ke toko souvenir
Skydeck. Di sini dijual berbagai pernak-pernik, pakaian dan buku tentang kota
Chicago. Harganya lumayan mahal, jadi saya tidak membeli apapun. Perlu
diketahui juga, Chicago terletak di negara bagian Illinois. Tempat ini terkenal
dingin dan berangin, sebaiknya berkunjung pada musim panas atau pertengahan
musim semi.
i see and i heard a lot of my friends in america, they show me a picture of snow and so. but i don't know. this time i feel it so real. the story, the content of your experiences. nyata banget. hidupkan kembali ke ubun2 mimpi mimpi masa muda yang belum pernah saya mulai dan coba sekalipun. i am preparing my application for some scholarship program these recent weeks. rencana bisa lulus dan berangkat after Lina give birth. please kindly share me any info about anything related to scholarship, short programs or ppi contact in any country you know anything.
ReplyDeleteI am glad to hear that, I think if you try LPDP it will be easier to get, compare to the others. Soon I am going to write about essay tips for AAI, AMINEFfullbright and LPDP. Will tag you once it finish. All the best!
ReplyDeletethanks zi... can't wait.
Delete