Belajar dari Bruce Aune di University of Northern Iowa

“Congratulations!  Your registration for the Fast Forward Workshop will be covered by scholarship funds. My colleagues and the presenters at this year's Fast Forward Workshop look forward to seeing you on Friday, October 16.  Your personalized workshop schedule will be available at the Registration Table in the production area of Lang Hall.  The welcome session/opening remarks begin at 8:30 in the Lang Hall Auditorium.


Mengikuti berbagai workshop, conference dan seminar singkat adalah salah satu kegiatan yang saya nikmati sebagai mahasiswa Kirkwood Community College.  Saat menerima email ini saya berfikir untuk mengganti nama saya menjadi Syukur atau Untung seperti nama salah satu dosen saya di Indonesia. Ini beasiswa pertama yang saya dapatkan hanya dengan mengirim email ke Academic Advisor. Biasanya saya harus mengirim dan menulis beberapa essay yang panjang, meninggalkanya beberapa hari dan kemudian menyentuhnya lagi. Rekomendasi memang jalan pintas, jalan orang-orang yang beruntung.

Bersama dengan beberapa mahasiswa Kirkwood lainnya, 7.30 a.m Sarah—Advisor koran kampus, Communiqué—mengantar kami ke University of Northern Iowa (UNI) untuk mengikuti workshop yang mengambil tema Fast Forward. Workshop ini diisi oleh 19 pembicara. Salah satu bintang dalam workshop ini adalah Bruce Anue, journalist senior yang sering melakukan wawancara ekslusif dengan elit politik US.  

Satu jam pidatonya terasa sangat singkat karena celetukan lucu yang ia sisipkan. Semua peserta tidak ada yang ngantuk. Ia bercerita tentang Journalism dan Industry yang saling membutuhkan dan seringkali tidak sejalan serta perjalanan karirnya yang berkelok-kelok sampai ia bisa mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi dibidangnya. Ia bahkan menambahkan kalau kesuksesaan yang ia raih sekarang telah membuatnya ditinggalkan para wanita dan menikah tiga kali.  Dalam setiap seminar, bagian paling seru adalah bagian tanya jawab. Sambil mendengar, sayapun mencatat 3 pertanyaan yang diajukan dalam ingatan saya. Diantaranya dua pertanyaan dari peserta yang lain dan satu pertanyaan dari saya.



“What is the most important skill to have to be a professional journalist or reporter?”

Jawabannya sangat menarik, dari berbagai skill dan karakter yang ia sebutkan seperti kemampuan menganalisis materi, skill komunikasi, menguasai teknik interview, bilingual atau multilingual, ia menyebutkan yang terpenting adalah “get along with people.”

“How much did you get paid when you start being a journalist?” “$ 1 per hour” Balasnya dengan percaya diri sambil tersenyum.

Setelah sekian banyak pertanyaan yang ia jawab akhirnya dia menjuk saya. Seperti peserta yang lain sayapun menyebutkan nama dan kampus tempat saya belajar.

“What is the worst thing that you’ve done during your career and it is crossing the line?”

Jawabannya cukup panjang. “many” kemudian iapun melanjutkan penjelasannya saat ia bersiul di depan kamera, waktu itu ia meliput berita di gedung Putih dan sama sekali tidak meyadari kalau kamera sudah tersambung dengan reporter di studio. Ia terus bersiul dan tidak menyadari pula kalau studio dengan cepat memutus sambungannya. Yang lainnya adalah saat ia mewawancarai seorang scientist. Sebelum melakukan wawancara ia salah memberikan informasi dan di belakang kamera scientist tersebut mengkerutkan dahinya dan berkata “What are you saying?” Bruce Anue juga menambahkan “When I make mistake, I laugh at myself, go back and correct it.” Setelah pidatonya selesai dengan ramah ia berbicara dengan para peserta dan pembicara lainnya. 

Comments

Popular posts from this blog

Esai AAS: Kamu Melamar Apa atau Siapa?

Anatomi Essay Penerima Beasiswa CCIP

ESSAY REVIEW: Perempuan Penerima Tiga Beasiswa