Grand Canyon, Grand Trip

“Siapa yang tidak mengenal tempat ini, salah satu dari tujuh keajaiban dunia”

Malam pertama di Las Vegas, saya habiskan setengahnya dengan mengecek paket-paket  yang ditawarkan travel agency. Pilihan paket tour jatuh pada Grand Canyon South Rim. South Rim adalah bagian yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan karena menawarkan bus trip yang harganya  ekonomis sekitar USD 80. Tercatat pula waktu yang dihabiskan di Grand Canyon sekitar 3 jam.


Sayapun membeli paket tour tersebut secara online. Karena saya memesan tour sangat mepet dengan waktu keberangkatan jadi saya mengimail dan kemudian menelpon travel agency tersebut. Operatornya memberi tahu saya meeting point di mana saya akan dijemput oleh bis. Sebelum tidur saya meminta receptionist hotel untuk memprint tiket tour saya.

Siang dan malam selalu terasa sangat singkat saat saya berada di tempat baru. I wish I could delete sleep to have extra time…but hell my body need it. Pagi buta sekitar jam 5.30 pagi saya keluar dari hotel dan berjalan menuju Casino and Hotel Stratosphere yang menjadi tempat penjemputan. Beberapa tourists sudah berada di tempat dan bis putih sudah menunggu. Saat saya menunjukkan tiket saya, supir bis memberitahu kalau bis yang akan saya tumpagi belum datang. “It will be here in 10 minutes” lanjutnya.


Tepat setelah menit kesepuluh, bis yang akan membawa saya ke Grand Canyon muncul dari arah selatan Las Vegas Boulevard. Setelah memasuki area lobby, Pak Supir membuak bis dan membaw daftar nama penumpang. Dengan antrian yang rapi para tourists berdiri sambil mengenggam tiket mereka. Dari tempat ini, bis menuju ke satu hotel lain yang hanya membutuhkan waktu 5 menit. Di sana bis ini kembali menaikkan penumpang, wajah-wajah Asia Timur terlihat mendominasi.


Perjalanan kamipun berlanjut ke sebuah terminal dan juga kantor travel agency tersebut, kami dijamu dengan berbagai kudapan dan makanan untuk makan pagi. Saya mengambil beberapa bungkus roti dan sebotol air kemudian memasukkannya ke dalam tas saya. Di tempat ini penumpang dibagi menjadi dua group, saya masuk ke dalam group pertama. Seorang guide perempuan dengan tinggi sekitar 175 cm memandu kami ke dalam bis yang lebih kecil dari bis yang saya naiki sebelumnya namun tidak kalah nyaman. Karena jumlah kursi yang pas-pasan kali ini saya tidak bisa berharap kalau kursi disebelah saya bisa saya gunakan untuk tempat duduk tas saya. Kursi di samping saya diisi oleh seorang laki-laki yang berasal dari Finlandia. Berperawakan tinggi seperti bangsa Viking, mungkin dia salah satu dari mereka.

Setelah semua penumpang siap Guide mengambil microphone, dia menyambut dan memeprkenalkan perusahaan tersebut kemudian menceritakan sejarah tentang Las vegas seperti Ensiklopedia Berjalan. Semakin jauh dari Las vegas, penjelasan berganti ke tempat-tempat yang kami lewati. Di antaranya adalah Lake Mead, Hoover Dam dan Sungai Colorado.

Lake Mead adalah reservoir terbesar di Amerika panjangnya mencapai 180 km. Namanya diambil dari nama belakang pendiri Boulder Canyon Project Elwood Mead yang juga membangun Hoover Dam, bendungan yang terletak tidak jauh dari tempat ini. Dari atas Hooverdam terlihat seperti tebing putih yang mulus dan sedang menyombongkan kekuatannya yang mampu menahan jutaan kubik air. Hoover Dam atau Boulder Dam dibangun untuk menjinakkan banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Colorado. Sungai Colorado sendiri melewati tujuh negara bagian, berhulu di Colorado dan berhilir di Gulf of California. Selain mendengarkan penjelasan dari Guide, kami juga menonton documentaries tentang Hoover Dam dan Grand Canyon.

Bis kami berhenti dua kali, pertama untuk di sebuah toko souvenir yang terletak di tengah gurun dan yang kedua di sebuah restaurant yang berjarak sekitar 30 menit dari Gran Canyon. Saya makan sangat banyak karena tersedia makanan asia. Udara di tempat ini semakin dingin, sisa-sisa salju masih bergumpal enggan mencair. Angin berhembus kencang menusuk tulang.


Akhirnya, bis kami sampai di tujuan. Walaupun dingin, semua orang terlihat bersemangat. Kami diberikan waktu hanya satu jam untuk menikmati bagian ini. Karena bulan Desember, kunjungan tidak seramai biasanya. Jalan setapak tetap terasa lebar. Semakin jauh saya berjalan, hamparan canyon raksasa perlahan tampak, membetuk horizon, menjadi pembatas langit yang mendung. Sesekali angin meniup dan membuka jalan cahaya untuk menyentuk canyon dan dasarnya. Saya terus berjalan hingga ke ujung, memandang dan menghirup the crips air of Grand Canyon. Saya tidak hanya menikmati keindahaan Grand Canyon tetapi juga menikmati ulah gila para tourists yang mengambil foto, melihat beberapa photographer dari berbagai belahan dunia yang kalap saat melihat tempat ini.

Dari tempat ini kami menuju South Rim Village. Di tempat ini hotel-hotel indah berjajar menjajakan jasa mereka. Dan kami menepi di Bright Angel Lodge yang dibangun pada tahun 1935. Tempat ini tidak hanya sekedar restaurant dan toko souvernir. Di dalamnya juga terdapat museum dan serpihan sejarah tentang kehidupan di sekitar daerah tersebut. Dari kereta yang digunakan sebagai alat transportasi pada zaman itu, alat-alat dapur hingga pakaian yang dikenakan pada zaman itu.


Dari museum, kita bisa melihat langsung ke luar jendela, melihat megahnya warna-warna bebatuan alami yang terbentuk selama jutaan tahun yang lalu. Dari bangunan utama saya keluar menuju cabin obeservasi. Cabin tua berlantai dua ini adalah tempat favorite para wisatawan untuk mengambil foto. Dari tempat ini saya menyusuri jalan setapak hingga ke ujung batas Lodge untuk melihat Grand Canyon dari berbagai sudut. Di beberapa bagian tidak dipasang pagar jadi harus berhati-hati.

Selain dari South Rim, wisatan bisa mengunjungi West, East atau North Rim tentunya diakses dari tempat yang berbeda. Selamat berpetualang!

Comments

Popular posts from this blog

Esai AAS: Kamu Melamar Apa atau Siapa?

Anatomi Essay Penerima Beasiswa CCIP

ESSAY REVIEW: Perempuan Penerima Tiga Beasiswa