November, Pelukan dan 5 Puisi

November berasal dari Bahasa Latin, kata dasarnya novem yang berarti sembilan. Bulan ini berarti sembilan namun dengan senang hati diterima oleh manusia sebagai bulan kesebelas. Ini artinya menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya tidak jadi masalah. Andai beberapa kesalahan bisa disahkan menjadi kebenaran seperti bulan ini. Walaupun demikian, bulan ini sepertinya kurang bersahabat. Alasan pertama, pada bulan ini tepat tanggal 13, Benjamin Franklin menulis “Nothing certain but death and tax,” kedua Benazir Butto ditahan, Paris Attack terjadi pada bulan ini, pada awal bulan ini juga aksi damai yang kisruh di Jakarata diagung-agungkan, dan berita terburuk Donald Trump menjadi Presiden bahkan memenangkan suara di Iowa—tempat yang pernah menjadi rumah saya dulu. Democracy is no longer like what I thought. Anyway, apa kamu punya kenangan yang indah di Bulan November atau pernah membaca hal-hal baik yang terjadi pada bulan ini?  

Hanya ada dua hal yang baik yang saya temukan di bulan ini, pelukan-pelukan dan ucapan yang saya dapatkan sebagai hadiah ulang tahun dan kumpulan puisi yang saya baca, tapi ada juga yang membuat saya menangis terutama puisi dari Sapardi Joko Darmono, Pablo Neruda, Aan Mansyur dan Mary oliver. Ini empat puisi yang mungkin pernah kamu dengar atau baca sebelumnya dan yang terakir adalah puisi yang saya tulis sendiri. Semoga tahun depan ada kabar baik yang lebih banyak pada bulan November. 



“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”
(Sapardi Joko Darmono)



“I go down to the shore in the morning
And depending on the hour the waves are rolling in or moving out
and I say, oh, I am miserable
what shall—
What should I do? And the sea says in its lovely voice:
Excuse me, I have to work”  
(Mary Oliver)




Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang

Untuk itu ia menitipkan surat-kadang 
kepada sesuatu yang tidak kita duga
(Aan Mansyur)




Don't go far off, not even for a day, because -- 

because -- I don't know how to say it: a day is long and I will be waiting for you, 
as in an empty station 
when the trains are parked off somewhere else, asleep. 
(Pablo Neruda)



Rindu itu seperti sepasang bintang tua
Yang jatuh ke bumi
Menahan diri untuk saling mencari 
(Zi)

Comments

  1. AWH.... i have read that Sapardi Djoko Darmono when i was in senior high school. and when i read it again now.... tulisan ini seperti surat dari masa lalu yang tak tahu jalan pulang, mengirimi surat yang menceritakan rasa saat itu dan bagaimana saya terjebak di deret bangku kelas pertama barisan terakhir, membaca buku puisi berharap menemukan kalimat untuk menggambarkan what i feel about life, love... hahaha well i'am over it.

    ReplyDelete
  2. Puisi-puisinya Sapardi very heart breaking, harus baca Edgar Allan Poe, dia bagus banget!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Esai AAS: Kamu Melamar Apa atau Siapa?

Anatomi Essay Penerima Beasiswa CCIP

ESSAY REVIEW: Perempuan Penerima Tiga Beasiswa