Sekilas Tentang Budaya “Minum” dan Aturan “Minum” Yang Berlaku Di Amerika
Baik itu baik atau tidak baik,
tidak bisa dipungkiri bahwa minuman beralkohol adalah warisan budaya dari nenek
moyang kita. Hampir setiap negara mempunyai berbagai minuman khas beralkohol, seperti
di Jepang ada Sake, di Korea ada Soju, di Tonga ada Kava, di Jerman ada
Gluhwin, di Indonesia ada Tuak, Arak Bali, Sopi, Lapen dan lain-lain. Sedangkan
di Amerika sendiri ada berbagai macam
jenis dan merek dari beer yang merakyat hingga anggur yang sangat exclusive.
Bagi orang Amerika “alcohol is social.” Minum alkohol adalah salah satu cara untuk berbagi momen-momen bahagia bersama sahabat dan kerabat. Misalnya pada acara pernikahan, minuman beralkohol pasti ada. Pada pesta pernikahan biasanya ada Wine Ceremony di mana kedua pengantin dan tamu mereka bersulang atau mengangkat gelas mereka masing-masing, kira-kira setinggi kepala mereka sebagai tanda penghormatan dan harapan supaya kelak pasangan tersebut hidup bahagia hingga akhir khayat. Rata-rata orang amerika yang saya temui adalah social drinker jadi mereka minum beer atau wine hanya pada saat kumpul-kumpul bersama teman atau pada acara tertentu saja.
Minuman beralkohol juga
meruapakan salah satu peneyebab kematian dan kecelakaan yang cukup tinggi di
Amerika. Aturan dan penjualan minuman beralkoholpun sangat ketat. Secara
umum warga Amerika diperbolehkan minum
di atas 21 tahun, adapun beberapa pengecualian terkait dengan masalah agama,
persetujuan orang tua dan pasangan. Setiap negara bagian memiliki undang-undang
tersendiri menyangkut pertanggung jawaban penyelenggara pesta atau social host suatu acara yang menyediakan
alkohol. Begitu pula dengan waktu penjualan alkohol. Di Iowa alcohol hanya
boleh diperjualbelikan dari jam 6 sore sampai dengan jam 2 pagi pada hari
minggu sampai dengan hari sabtu. Sedangkan pada hari minggu dimulai pada jam 8
malam sampai jam 2 malam dan penjual harus memiliki ijin tertentu. Bahkan di
beberapa negara bagian ada yang melarang penjualan alkohol pada Hari Natal.
Penalti untuk setiap
pelanggaranpun berbeda-beda. Bila penjual diketahui menyediakan atau menjual
minuman beralkohol untuk seseorang yang berumur kurang dari 21 tahun dekenakan
denda sebesar US$ 1,500. Sedangkan untuk non penjual dikenakan denda US$ 500. Untuk
remaja yang ketahuan menyimpan atau minum alkohol di bawah umur untuk pertama
kali, dikenakan denda US$ 100, dan untuk kedua kalinya dikenakan denda sebesar US$
500.
Pertama kali saya mencoba minuman
beralkohol pada saat Night Farm Market di Kota Cedar Rapids. Malam itu wineries
ternama dari berbagai daerah mendirikan stannya. Rata-rata harga satu botol
wine sekitar US$ 50. Para pedagangpun rela memberikan sample untuk dicoba.
Bersama teman-teman, sayapun mengantri di antrian yang tidak terlalu panjang. Seorang
perempuan menuang wine kurang dari setengah sloki, sedangkan teman-teman saya
yang lain medapatkan satu sloki penuh. “I think it’s because you look like 15
Zi” kata Ariel ketika saya membandingkan setiap wine. Sayapun meneguk setengah sloki wine dengan
semangat. Rasaya pahit, tidak enak, saking tidak enaknya saya sampai merinding,
wajah sayapun berubah kecut karena rasaya tidak manis seperti yang teman-teman
saya katakan. “It is yummy Zi” Kata teman-teman saya berkali-kali membela diri.
“I have a bogan tongue” yang kalau dialihbahasakan artinya “lidah saya lidah
kampung”. Teman-teman sayapun tertawa terbahak-bahak.
Comments
Post a Comment