Bermain Ice Skating di Coral Ridge, Iowa City


“Fall ten times get up eleven” 

Setiap kali ke Taman Anggrek Jakarta saya tidak pernah mencoba bermain es skating. Saya akan menemani teman saya keliling mall dan membantu mereka membawa barang belanjaannya. Saya juga sering ikutan belanja apalagi kalau diskonnya sampai 75%. Tapi kali ini berebeda, Jane—program koordinator— mengajak saya khusus untuk main ice skating. Katanya ini permainan yang wajib dicoba kalau datang ke Iowa. Kalau musim dingin tiba ice skating adalah salah satu aktivitas popular yang suka dilakukan di danau-danau beku di kota ini.

Photo oleh Rania
Pada minggu siang, Janepun menjemput saya dengan van putih. Saya memakai blus panjang, padahal saya sudah diberitahu saya akan bermain es skating. Jane tidak memberi komen apa-apa tentang pakaian yang saya pakai.   Do you bring your insurance card?” tanya Jane dengan serius “Yeah I have it in my wallet, what is it that for, why do I have to bring it?”. “Just in case if there’s something happen when you ice skating”. Jawabnya datar tanpa ekspresi. Saya tidak menjawab apa-apa, terdiam kagum dengan kewaspadaannya. 

Sekitar 20 menit di jalan, akhirnya kami sampai di depan Coral Ridge. Coral Ridge adalah salah satu mall terbesar di Iowa city. Saya dan Jane langsung menuju ke Ice Arena setelah memarkir mobil. Tidak ada batasan waktu untuk bermain ice skating, kalau mau bisa bermain dari mulai buka mall sampai tutup, bayarannya sama saja US$ 6 sekali main dan US$2 untuk menyewa sepatunya. Jane membayar dan memberikan saya selembar kertas panjang yang harus dipakai ditangan seperti gelang yang singkatnya berisi tentang setiap orang bertanggung jawab atas diri mereka sendiri bila terjadi sesuatu. 

Photo oleh Jane Rix
Sayapun menuju ke counter sepatu,  karena kaki saya kecil saya diberi sepatu ukuran anak-anak. Sepatu es skating cukup berat. Saya berusa membiasakan diri untuk berjalan dengan tegak menuju  ice arena. Dari gerbangnya saja saya sudah bisa merasakan hawa dingin. Pertama-tama saya berpengangan di dinding, kemudian saya jalan pelan-pelan dan mecoba meluncur sedikit demi sedikit. Bermain es skating tidak semudah yang saya bayangkan. Saya jatuh berkali-kali. Beberapa orang sampai datang mengahampiri saya untuk menanyakan apakah saya baik-baik saja. Di luar arena Jane mengangkat jempolnya berkali-kali ketika saya bangun lagi. Setelah 30 menit akhirnya saya bisa mengendalikan dan berdiri dengan sempurna. Saya mulai meluncur and let the fear goes.  Beberapa orang yang saya temui bahkan baru pertama kali mencoba dan langsung bisa mengendalikan pisau tumpul di sepatu mereka di atas es dengan sangat mudah.

Bagi saya permainan ini bukan sekedar untuk menghibur diri tapi ice skating mengajarkan saya pelajaran berharga. Untuk berdiri tegak dan meluncur membutuhkan ketekunanan dan keberanian. Kalau jatuh, harus bangun, kalau terluka pasti diobati tapi tetap harus coba lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Esai AAS: Kamu Melamar Apa atau Siapa?

Anatomi Essay Penerima Beasiswa CCIP

ESSAY REVIEW: Perempuan Penerima Tiga Beasiswa