Menemukan Buddha Di Candi Borobudur
Siapa yang tidak kenal Candi
Borobudur, candi yang merupakan bukti kemajuan peradaban manusia yang mendiami
nusantara ini telah menjadi salah satu objek wisata utama di Indonesia yang
menarik perhatian dunia dan telah ditetapkan sebagai World Heritage Site oleh UNESCO sejak tahun 1991. Candi Borobudur terletak di
kabupaten Magelang propinsi Jawa Tengah. Walaupun demikian Candi Borobudur
lebih sering diakses dari Yogyakarta karena hanya membutuhkan waktu sekitar 40
menit untuk mencapainya.
Untuk memasuki kawasan Candi, saya membeli tiket seharga Rp 25.000, setiap tahun harganya bisa berubah. Untuk pemegang paspor asing biasanya harus membeli tiket di bagian khusus yang disediakan untuk pelancong mancanegara. Setelah mendapatkan tiket masuk saya berjalan ke stan berikutnya di mana beberapa staff Borobudur berdiri. Mereka tersenyum ramah sambil memberi saya sehelai kain panjang hitam putih bermotif relief Candi Borobudur. Susah juga mengenakannya. Karena saya datang pada siang hari saya harus menyewa payung yang ditawarkan ojek payung untuk melindungi tubuh saya dari sengatan matahari yang terik.
Semakin dekat, Candi Borobudur
semakin memikat. Deretan patung Buddha duduk bersila pada Stupa. Berdasarkan
brosur yang saya baca Candi Borobudur
adalah candi Buddha yang dibangun oleh Dinasti Syalendra. Untuk mebangun
candi Borobudur dibutuhkan batu-batu sebanyak 55.000 meter kubik yang berukir
2670 Candi yang menggambarkan berbagai kisah. Konon Gunadharma—Arsitek Candi
Borobudur—harus bersemedi selama tujuh hari tujuh malam untuk mendesain Candi
ini.
Borobudur tidak hanya saksi
sejarah. Candi ini juga merupakan pusat berbagai perayaan keagamaan umat Buddha
Indonesia maupun dunia sampai saat ini.
Tips
1. Pagi
hari atau sore hari adalah waktu yang paling tepat untuk mengunjungi Candi
Borobudur
2. Bawalah
tabir surya untuk melindungi kulit dari sengatan cahaya matahar
3. Gunakan
jasa pemandu jika ingin menggali informasi lebih dalam
4. Pakailah
pakaian yang sopan jika mengujungi tempat ibadah umat beragama
Comments
Post a Comment